Tuhan yang sejati baru muncul ketika pikiran (manas) dan si aku (ahamkara) ini lenyap
Made Muditha:
TUHAN TIDAK MEMPUNYAI WUJUD TERTENTU
Ada seorang seniman yang telah banyak bepergian jauh dan namanya amat
terkenal. Tetapi sejauh itu ia belum berhasil mendekati Krishna! Oleh
karenanya, ia ingin pula mendapat pengakuan dari Krishna. Dengan tujuan
ini, suatu hari ia diperkenankan bertemu dengan Krishna. Dimintanya
Krishna agar tetap diam sehingga ia dapat melukisnya. Ia menyiapkan
sketsanya dan mengatakan pada Krishna bahwa ia akan siap
menyelesaikannya dalam seminggu. Krishna tahu ego pelukis tersebut.
Setelah seminggu, pelukis ini membawa gambar yang telah selesai,
tertutup dengan sehelai kain putih. Ketika ia membuka tutup lukisan itu
di hadapan Krishna, pelukis itu sendiri terkejut karena tiadanya
kemiripan antara Krishna dengan lukisannya. Pelukis itu amat tercengang
dan minta waktu seminggu lagi untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Dicobanya beberapa kali tetapi hasilnya tiap kali tetap mengecewakan.
Dengan amat kecewa dan patah semangat ia pergi meninggalkan kota. Dalam
perjalanan ia bertemu dengan Narada yang bijaksana. Narada memberi tahu
bahwa usahanya melukis Krishna adalah suatu usaha yang bodoh sekali.
Tuhan tidak mempunyai wajah yang pasti dan setiap saat wajah-Nya dapat
berubah. Narada menasehatkan: "Jika engkau ingin melukis Beliau, akan
kuberitahukan caranya sehingga engkau dapat melukis-Nya." Narada
membisikan sesuatu pada seniman tersebut. Pelukis itu kembali sambil
menuruti nasehat Narada. Sekali lagi ia mendatangi Krishna sambil
membawa sesuatu yang tertutup kain putih. Kali ini ia berkata, bahwa
Krishna boleh saja mengubah sikap-Nya dan lukisannya akan tampak tepat
seperti diri-Nya. Ketika kain itu disingkirkan, Krishna hanya melihat
cermin dan cermin ini menghasilkan gambar Krishna yang tepat dan
saksama. Oleh karena itu jika engkau membayangkan Tuhan seperti ini atau
seperti itu, itu tidak benar. Engkau tidak dapat melukiskan Tuhan dan
usahamu pasti akan gagal. Jernihkan dan bersihkan pikiranmu, isilah
dengan kasih sayang dan pengabdian, itu akan memungkinkan engkau
memperoleh penampakan Tuhan yang sejati.
Hudoyo Hupudio:
Terima kasih, Made, untuk cerita perumpamaannya yg bagus.
"Engkau tidak dapat melukiskan Tuhan dan usahamu pasti akan gagal. Jernihkan dan bersihkan pikiranmu, isilah dengan kasih sayang dan pengabdian, itu akan memungkinkan engkau memperoleh penampakan Tuhan yang sejati."
Benar sekali kata Narada itu, engkau tidak dapat melukiskan Tuhan dengan pikiranmu dan usahamu pasti akan gagal. Selama ada si aku (ahamkara), Tuhan yg muncul dalam perenungan hanyalah Tuhan pikiran (manas). Jadi orang yg menyembah Tuhan seperti itu, ia hanya menyembah pikirannya sendiri.
Tuhan yang sejati baru muncul ketika pikiran (manas) dan si aku (ahamkara) ini lenyap. Itulah Dharma yg abadi (Sanatana Dharma), bukan Dharma sebagai ajaran.
~ Dipetik dari komentar di status Hudoyo Hupudio, Dec 7, 2012
Hudoyo Hupudio:
Terima kasih, Made, untuk cerita perumpamaannya yg bagus.
"Engkau tidak dapat melukiskan Tuhan dan usahamu pasti akan gagal. Jernihkan dan bersihkan pikiranmu, isilah dengan kasih sayang dan pengabdian, itu akan memungkinkan engkau memperoleh penampakan Tuhan yang sejati."
Benar sekali kata Narada itu, engkau tidak dapat melukiskan Tuhan dengan pikiranmu dan usahamu pasti akan gagal. Selama ada si aku (ahamkara), Tuhan yg muncul dalam perenungan hanyalah Tuhan pikiran (manas). Jadi orang yg menyembah Tuhan seperti itu, ia hanya menyembah pikirannya sendiri.
Tuhan yang sejati baru muncul ketika pikiran (manas) dan si aku (ahamkara) ini lenyap. Itulah Dharma yg abadi (Sanatana Dharma), bukan Dharma sebagai ajaran.
~ Dipetik dari komentar di status Hudoyo Hupudio, Dec 7, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar